Sabtu, 08 November 2008

ANALISIS STRUKTUR MODAL

ANALISIS

Kurva diatas ini menunjukkan hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan PT. FMII dari tahun 2004 hingga tahun 2007. Untuk menciptakan kelangsungan hidup jangka panjang dari perusahaan, perusahaan harus menghindari penggunaan hutang. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar cenderung menggunakan hutang yang relatif besar, karena aktiva tersebut digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan pinjaman. Hal ini terjadi pada PT.FMII, karena perusahaan ini bergerak dibidang property, real-estate and building.
Sesuai dengan Pecking Order Theory, grafik diatas menunjukan adanya hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Ketika perusahaan membutuhkan lebih banyak modal untuk investasi, maka pilihan pertama adalah menggunakan sumber dana internal (internal financing) berupa laba ditahan. Akan tetapi apabila internal financing tidak mencukupi maka perusahaan akan menggunakan external financing berupa hutang terlebih dahulu ataupun kemudian penerbitan saham baru selaku alternatif terakhir.
Secara konsep rata – rata harga saham dapat menunjukkan nilai dari perusahaan. Jika harga saham dari suatu perusahaan tinggi, maka nilai dari perusahaan tersebut juga tinggi sehingga pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang rendah.
Dari tahun 2004 hingga tahun 2007 penggunaan hutang untuk pendanaan dalam perusahaan cenderung tidak stabil, hal ini dapat dilihat pada kurva diatas, terjadi pergolakan yang cukup drastis antara tahun 2005 hingga 2007, rata – rata harga saham pun mengalami hal yang sama.
Rata – rata harga saham ditahun 2004 adalah senilai Rp 67,51908 dan D/E ratio sejumlah 0,04%. Sedangkan di tahun 2005 harga saham PT.FMII senilai Rp 60,34615 dan D/E ratio sejumlah 55,74%. Terjadinya perbedaan yang cukup menonjol dari segi D/E ratio ini, menunjukkan modal yang dimiliki PT.FMII yang berasal dari hutang mengalami peningkatan yang cukup tajam dan rata – rata harga saham pun menurun.
Pada tahun 2006, rata –rata harga saham PT.FMII terus mengalami penurunan menjadi Rp 44,89754 dan pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang pun ikut menurun dengan ratio senilai 52,32%. Kelompok berasumsi bahwa, mungkin saja modal perusahaan ini berasal dari pembayaran piutang perusahaan ataupun dari penjualan asset perusahaan, atau dapat pula dikarenakan faktor – faktor lain diluar hutang ataupun saham perusahaan.
Pada tahun 2007, rata – rata harga saham PT.FMII mengalami peningkatan yang cukup tajam, yaitu menjadi 76,53275 dan pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang pun ikut meningkat, D/E ratio perusahaan menjadi 63,07%. Nilai presentase ini juga menunjukkan kondisi yang berada diluar ketentuan yang ideal. Dimana semestinya ketika harga saham naik, maka presentase D/E ratio pun akan menurun. Dengan kata lain ketika harga saham penutupan naik mengindikasikan bahwa jumlah modal perusahaan yang berasal dari hutang pun semakin menurun. Padahal kondisi perusahaan yang digambarkan dari grafik diatas dimana ketika harga saham naik menjadi Rp 76,53275, D/E justru ikut mengalami kenaikan. Kami berasumsi bahwa, hal ini mungkin saja disebabkan oleh faktor yang sama seperti yang terjadi pada tahun 2006. Akan tetapi secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang mengalami peningkatan, walaupun sempat pula mengalami penurunan antara tahun 2005 – 2006.

Tidak ada komentar: